Inspired not Just Word ..

Inspired not Just Word ..

Sabtu, 22 Desember 2012

Happy Mother's Day



Pagi itu, Najwa duduk di taman widyaloka dekat gedung rektorat yang berdiri megah. Disana-sini terlihat para mahasiswa lalu-lalang. Hawa sejuk kota Malang, ditambah lagi dengan keindahan taman widyaloka yang didesain sedemikian rupa bagi kenyamanan mahasiswa Universitas Brawijaya untuk belajar atau sekedar melepas penat seusai kuliah sangat lengkap menambah kenyamanan suasana. Tak terasa, kini Najwa telah menjadi Mahasiswa. Predikat yang sebelumnya tidak pernah berani ia bayangkan. Perjalanannya memang masih panjang, menjadi mahasiswa jelaslah belum bisa dikatakan sebagai sesuatu yang membanggakan baginya. Tetapi dari sinilah awal pijakannya akan dimulai.
Terpaku menatap sekeliling mengingatkannya akan lika-liku perjuangan hidup yang tak pernah usai. Ya, tak kan pernah usai karena hidup adalah perjuangan.
Kembali sorot matanya mengingat masa kecil 14 tahun silam.
Kala itu ,  di sebuah penampungan .
“Ma, ayo pulang . . Ina kangen” rajuk Najwa
“Iya sayang, mama disini mau kerja kalau sudah selesai pasti mama pulang” jawab mamanya.
“Sudah, Ina katanya mau jadi anak pintar. Jangan cengeng, mama kan lagi kerja. Sekarang Ina pulang sama ayah, besok kita kesini lagi” ayahnya pun menimpali.
Najwa yang biasa dipanggil Ina sewaktu kecil seperti biasa setiap seminggu sekali bersama ayahnya mengunjungi mamanya di penampungan TKW Jakarta Selatan. Seringkali ia meminta mamanya pulang.
Hari itu, ia tidak tahu jika itu hari terakhirnya mengunjungi mamanya di penampungan. Besok adalah hari keberangkatan mamanya ke Arab Saudi untuk 3 tahun kedepan. Saat itu Najwa masih berusia 5 tahun, ia belum mengerti benar apa yang dilakukan orang tuanya, yang ia tahu pasti mereka bekerja.
Keesokan harinya, di hari Rabu 12 Agustus 1988 seperti biasa ayahnya mengantarnya mengunjungi mamanya. Kali ini ayahnya sudah mempersiapkan mental melepas istrinya untuk bekerja selama 3 tahun lebih di negeri orang. Najwa juga seperti biasa sangat senang tiap diajak mengunjungi mamanya. Setibanya disana ia melihat banyak orang dengan bus-bus berjejer. Saat melihat mamanya langsung saja ia terhambur dalam pelukannya.
            “Ma, kenapa banyak bus?” tanya  Najwa.
            “Mama dan lainnya mau ke Arab sayang, mama kerja dulu ya, nanti kalau sudah dapat uang banyak kita kumpul lagi” jawab mamanya.
            “Mama perginya lama?”
            “Cuma sebentar, kalau kamu kangen nanti mama telpon atau kirim surat.”
“Janji ya ma?” pinta Najwa.
“Mama janji. Selama mama pergi kamu harus nurut sama ayah, jadi anak yang rajin ya, kalau bersungguh-sungguh apapun yang ina mau pasti bisa”
“Ina janji”.
Lalu mamanya pun beranjak menuju bus dengan rombongan lainnya. Najwa bukan satu-satunya anak yang ditinggal mamanya kala itu, banyak keluarga lain yang  juga mengantar kepergian ibundanya tercinta.
Sejak saat itu ayahnya harus berusaha menjadi kepala keluarga sekaligus ibu bagi Najwa.
Sejak saat itu pula Najwa berjanji akan selalu rajin dan bersungguh-sungguh dengan apapun yang dia lakukan . Surat-surat dari mamanya menjadi satu-satunya pelipur rindu sekaligus penyemangat dirinya. Baginya Mama bukan saja seorang ibu tapi Pahlawan yang akan selalu menjadi inspirasi hidupnya.
"Jangan sia-siakan jika seorang ibu masih disampingmu"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar